Minggu, 19 April 2015

Riset pasar mengenai Konsumsi Vitamin Harian sebagai Wujud Memodernisasikan Tubuh

A.    Pendahuluan


Dalam dunia yang kita sebut modern seperti saat ini begitu berlimpah pengusaha yang hidup dibidang medis dan memasarkan produknya sebagai jalan menuju kesehatan. Hal ini senada dengan apa yang dikatakan oleh Foucault bahwa tidak mengehrankan bahwa masyarakat kapitalis modern gencar mempromosikan tubuh yang sehat sebagai ciri kebudayaan sentral dan kuat (2009:181). Maka tidak mengherankan di setiap apotek di manapun tersedi berbagai jenis alat-alat kesehatan, secara spesifik seperti vitamin harian yang terbuat dari berbagai bahan, entah bahan itu kimia maupun herbal. Tidak peduli dari terbuat dari bahan apa vitamin tersebut, tetap saja membanjiri pasar di dunia kesehatan.
Berdasarkan sebagian pemaparan dari Michael Foucault inilah yang membuat peneliti tertarik untuk membuat riset survei yang merupakan respon dari pernyataan Foucault di atas. Tubuh dalam dunia modern menjadi sebuah pusat, sebuah obyek medikalisasi yaitu terdapat dominasi medisin dalam modernitas sebagai munculnya kekuasaan medis atau kekuasaan klinik (2009:176). Singkat kata, dalam dunia modern begitu besar peran dunia medis yang tidak hanya sebagai agen yang “dapat mengobati” masyarakat, tetapi sebagai agen kontrol pula agar masyarakat mau menikmati jasa maupun produk yang dihasilkan oleh agen ini. Begitu juga vitamin harian yang dicipatakan, diproduksi dengan berbagai macam fungsi, seperti peninggi badan, pelangsing, vitamin dari alfabet A,B,C,D,E, dan K, dan lain-lain.  

B.     Tujuan penelitian
Mengetahui persepsi masyakat mengenai adanya vitamin harian dalam dunia modern.

C.    Rumusan masalah
Bagaimana persepsi masyarakat dengan adanya vitamin harian dalam dunia modern?

D.    Tinjauan Pustaka

C.1. Medikalisasi kehidupan Modern
Menurut Foucault dan pengikutnya, kebijakan kekasaan dalam ranah medis dalam konteks modernitas juga dapat dilihat dalam medikalisasi kehidupan modern di mana-mana. Istilah ini merupakan rujukan pada cara di mana ciri dan fungsi universal keberadaan manusia disesuaikan dan dikendalikan oleh medis.

C.2. Tubuh sebagai pusat dalam modernitas
Gagasan medis mengenai memelihara kesehatan tubuh dan menghindari sakit dengan cara melakukan diet, berolahraga, menghindari kebiasaan buruk atau tidak sehat seperti merokok dan minum minuman keras muncul mengatur dan mendisiplinkan penduduk. Di dunia pra-modern, aturan-aturan agama berpusat pada roh yang menekankan pentingnya hidup baik, jujur dan bebas dari perbuatan dosa agar nanti mendapatkan kehidupan yang damai dan nyaman di akhirat. Hal yang sebaliknya terjadi pada jaman modern di mana aturan-aturan medis berpusat pada pentingnya “merawat” seseorang secara fisik agar memperoleh kehidupan yang layak di bumi secara maksimal. Maka menurut Foucault tida mengherankan masyarakat kapitalis modern begitu gencar dan antusias memperomosikan tubuh yang sehat sebagai ciri kebudayaan yang setral dan kuat.

E.     Metode Penelitian
Penulis memilih metode penelitian kuantitatif dengan cara survei ke lapangan. Survei dilakukan pada tanggal 18 April 2015 pukul 16.00 WIB hingga selesai. Lokasi survei dilaksanakan di wilayah Jalan Babarsari. Obyek penelitian merupakan pengunjung  dua apotek di Wilayah Jalan Babarsari. Jumlah populasi yang penulis kumpulkan terdapat 30 orang. Instrumen penelitian dengan kuesioner. Peneliti melakukan olah data menggunakan software SPSS.

F.     Variabel penelitian
Dari konsep medikalisasi. Medikalisasi secara singkat dapat diartikan sebagai cara di mana ciri dan fungsi atas keberadaan manusia disesuaikan dan dikendalikan oleh medis. Peneliti menurunkan konsep tersebut menjadi sebuah variabel yaitu tingkat peranan vitamin harian.

G.    Hasil penelitian
Keterangan gambar  1


Berdasarkan pertanyaan “Saya mengonsumsi vitamin harian karena anjuran dokter”,  responden paling banyak menjawab “Tidak Setuju” dibanding keempat jawaban lain, yaitu sebesar 33,33%

Keterangan gambar 2


Berdasarakn gambar diagram kedua mengenai pertanyaan “Saya mengonsumsi vitamin harian karena rekomendasi dari keluarga”, responden terbanyak menjawab “Tidak setuju” dibanding jawaban lain, yaitu sebesar 36,67%.
  
Keterangan gambar 3

Pada gambar diagram ketiga mengenai pertanyaan “Saya mengonsumsi vitamin harian untuk membuat pekerjaan lancar”, responden terbanyak menjawab “Setuju” yaitu sebesar 36,67% dibandingkan jawaban yang lain.

Keterangan gambar 4

Pada gambar diagram keempat memiliki pertanyaan “Saya mengonsumsi vitamin harian untuk membuat penampilan saya tetap ideal”. 60,00% responden menjawab “Setuju” dengan pertanyaan demikian.

Keterangan gambar 5

Gambar diagram kelima memiliki pertanyaan “Saya mengonsumsi vitamin harian agar terlihat seperti masyarakat modern”. Responden terbanyak menjawab “Tidak setuju” dibandingkan jawaban lain, yaitu sebesar 56,67%.

Keterangan gambar 6

Pada gambar diagram keenam yang memiliki pertanyaan “Saya mengonsumsi vitamin harian karena sudah menjadi gaya hidup saya” memiliki jawaban terbanyak yaitu “Tidak setuju” yang memiliki prosentase sebesar 43,33%

H.    Kesimpulan

Berdasarkan hasil pengolahan data, peneliti mendapatkan hasil bahwa prosentase responden yang paling besar yaitu 60,00%  mengonsumsi vitamin harian untuk membuat penampilan tubuh tetap ideal. Hal ini sesuai dengan apa yang dipaparkan oleh Foucault bahwa dalam modernitas, aturan-aturan medis berpusat pada “kini”dan “di sini”, yang menekankan pentingnya “merawat ” seseorang secara fisik agar memperoleh keuntungan taua manfaat maksimum dari kehidupan di muka bumi.

Namun hal ini tidak berarti bahwa responden ingin terlihat modern dengan mengonsumsi vitamin harian. Hal ini terbukti dengan hasil pengolahan data pada pertanyaan “Saya mengonsumsi vitamin harian agar terlihat seperti masyarakat modern”. Jawaban “Tidak setuju” memperoleh perosentase sebesar 56,67%, jauh lebih besar prosentasenya dibandingkan pertanyaan yang lain.

DAFTAR PUSTAKA

Jones, Pip. (2009). Pengantar Teori-Teori Sosial: Dari Teori Fungsionalisme hingga Post-Modernisme. (Achmad F. Saifuddin, Trans). Jakarta: Yayasan Obor Indonesia 

oleh: Brendha Gebby P (131004986)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar