A.
Pendahuluan
Dalam
dunia yang kita sebut modern seperti saat ini begitu berlimpah pengusaha yang
hidup dibidang medis dan memasarkan produknya sebagai jalan menuju kesehatan.
Hal ini senada dengan apa yang dikatakan oleh Foucault bahwa tidak mengehrankan
bahwa masyarakat kapitalis modern gencar mempromosikan tubuh yang sehat sebagai
ciri kebudayaan sentral dan kuat (2009:181). Maka tidak mengherankan di setiap
apotek di manapun tersedi berbagai jenis alat-alat kesehatan, secara spesifik
seperti vitamin harian yang terbuat dari berbagai bahan, entah bahan itu kimia
maupun herbal. Tidak peduli dari terbuat dari bahan apa vitamin tersebut, tetap
saja membanjiri pasar di dunia kesehatan.
Berdasarkan
sebagian pemaparan dari Michael Foucault inilah yang membuat peneliti tertarik
untuk membuat riset survei yang merupakan respon dari pernyataan Foucault di
atas. Tubuh dalam dunia modern menjadi sebuah pusat, sebuah obyek medikalisasi
yaitu terdapat dominasi medisin dalam modernitas sebagai munculnya kekuasaan
medis atau kekuasaan klinik (2009:176). Singkat kata, dalam dunia modern begitu
besar peran dunia medis yang tidak hanya sebagai agen yang “dapat mengobati”
masyarakat, tetapi sebagai agen kontrol pula agar masyarakat mau menikmati jasa
maupun produk yang dihasilkan oleh agen ini. Begitu juga vitamin harian yang
dicipatakan, diproduksi dengan berbagai macam fungsi, seperti peninggi badan,
pelangsing, vitamin dari alfabet A,B,C,D,E, dan K, dan lain-lain.
B.
Tujuan
penelitian
Mengetahui persepsi
masyakat mengenai adanya vitamin harian dalam dunia modern.
C.
Rumusan
masalah
Bagaimana persepsi
masyarakat dengan adanya vitamin harian dalam dunia modern?
D.
Tinjauan
Pustaka
C.1. Medikalisasi kehidupan Modern
Menurut Foucault dan
pengikutnya, kebijakan kekasaan dalam ranah medis dalam konteks modernitas juga
dapat dilihat dalam medikalisasi kehidupan modern di mana-mana. Istilah ini
merupakan rujukan pada cara di mana ciri dan fungsi universal keberadaan
manusia disesuaikan dan dikendalikan oleh medis.
C.2. Tubuh sebagai pusat dalam modernitas
Gagasan medis mengenai
memelihara kesehatan tubuh dan menghindari sakit dengan cara melakukan diet,
berolahraga, menghindari kebiasaan buruk atau tidak sehat seperti merokok dan
minum minuman keras muncul mengatur dan mendisiplinkan penduduk. Di dunia
pra-modern, aturan-aturan agama berpusat pada roh yang menekankan pentingnya
hidup baik, jujur dan bebas dari perbuatan dosa agar nanti mendapatkan
kehidupan yang damai dan nyaman di akhirat. Hal yang sebaliknya terjadi pada
jaman modern di mana aturan-aturan medis berpusat pada pentingnya “merawat”
seseorang secara fisik agar memperoleh kehidupan yang layak di bumi secara
maksimal. Maka menurut Foucault tida mengherankan masyarakat kapitalis modern
begitu gencar dan antusias memperomosikan tubuh yang sehat sebagai ciri
kebudayaan yang setral dan kuat.
E.
Metode
Penelitian
Penulis memilih metode
penelitian kuantitatif dengan cara survei ke lapangan. Survei dilakukan pada tanggal
18 April 2015 pukul 16.00 WIB hingga selesai. Lokasi survei dilaksanakan di
wilayah Jalan Babarsari. Obyek penelitian merupakan pengunjung dua apotek di Wilayah Jalan Babarsari. Jumlah
populasi yang penulis kumpulkan terdapat 30 orang. Instrumen penelitian dengan
kuesioner. Peneliti melakukan olah data menggunakan software SPSS.
F.
Variabel
penelitian
Dari konsep medikalisasi. Medikalisasi secara
singkat dapat diartikan sebagai cara di mana ciri dan fungsi atas keberadaan
manusia disesuaikan dan dikendalikan oleh medis. Peneliti menurunkan konsep
tersebut menjadi sebuah variabel yaitu tingkat peranan vitamin harian.
G.
Hasil
penelitian
Keterangan gambar 1
Berdasarkan
pertanyaan “Saya mengonsumsi vitamin harian karena anjuran dokter”, responden paling banyak menjawab “Tidak
Setuju” dibanding keempat jawaban lain, yaitu sebesar 33,33%
Keterangan gambar 2
Berdasarakn
gambar diagram kedua mengenai pertanyaan “Saya mengonsumsi vitamin harian
karena rekomendasi dari keluarga”, responden terbanyak menjawab “Tidak setuju”
dibanding jawaban lain, yaitu sebesar 36,67%.
Keterangan gambar 3
Pada gambar
diagram ketiga mengenai pertanyaan “Saya mengonsumsi vitamin harian untuk
membuat pekerjaan lancar”, responden terbanyak menjawab “Setuju” yaitu sebesar
36,67% dibandingkan jawaban yang lain.
Keterangan gambar 4
Pada gambar
diagram keempat memiliki pertanyaan “Saya mengonsumsi vitamin harian untuk
membuat penampilan saya tetap ideal”. 60,00% responden menjawab “Setuju” dengan
pertanyaan demikian.
Keterangan gambar 5
Gambar diagram
kelima memiliki pertanyaan “Saya mengonsumsi vitamin harian agar terlihat
seperti masyarakat modern”. Responden terbanyak menjawab “Tidak setuju”
dibandingkan jawaban lain, yaitu sebesar 56,67%.
Keterangan gambar 6
Pada gambar
diagram keenam yang memiliki pertanyaan “Saya mengonsumsi vitamin harian karena
sudah menjadi gaya hidup saya” memiliki jawaban terbanyak yaitu “Tidak setuju”
yang memiliki prosentase sebesar 43,33%
H. Kesimpulan
Berdasarkan
hasil pengolahan data, peneliti mendapatkan hasil bahwa prosentase responden
yang paling besar yaitu 60,00% mengonsumsi vitamin harian untuk membuat
penampilan tubuh tetap ideal. Hal ini sesuai dengan apa yang dipaparkan oleh
Foucault bahwa dalam modernitas, aturan-aturan medis berpusat pada “kini”dan “di
sini”, yang menekankan pentingnya “merawat ” seseorang secara fisik agar
memperoleh keuntungan taua manfaat maksimum dari kehidupan di muka bumi.
Namun
hal ini tidak berarti bahwa responden ingin terlihat modern dengan mengonsumsi
vitamin harian. Hal ini terbukti dengan hasil pengolahan data pada pertanyaan “Saya
mengonsumsi vitamin harian agar terlihat seperti masyarakat modern”. Jawaban “Tidak
setuju” memperoleh perosentase sebesar 56,67%, jauh lebih besar prosentasenya
dibandingkan pertanyaan yang lain.
DAFTAR PUSTAKA
Jones, Pip. (2009). Pengantar Teori-Teori Sosial: Dari Teori Fungsionalisme hingga
Post-Modernisme. (Achmad F. Saifuddin, Trans). Jakarta: Yayasan Obor
Indonesia
oleh: Brendha Gebby P (131004986)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar