Selasa, 24 Maret 2015


Riset Pasar : Alasan Konsumen dalam Memilih Produk merek pasta gigi
I.         Introduksi
Pasta gigi  banyak digunakan masyarakat sebagai kebutuhan sehari-hari. Pasta gigi tidak hanya digunakan oleh orang dewasa tetapi anak-anak juga. Pasta gigi dibuat dengan tujuan untuk membersihkan gigi-gigi dari sisa-sisa makanan dan minuman, untuk menjaga permukaan gigi sebersih mungkin serta secemerlang mungkin , menjaga gusi serta menghilangkan bau yang disebabkan oleh aktivitas bakteri di dalam mulut.

Menurut Andriyanto (2009) dalam Suprapti (2010:2) persaingan yang semakin ketat membuat keberadaan merek menjadi sangat penting, mengingat merek bukan hanya sekedar nama atau simbol tetapi juga satu pembeda suatu produk dari produk lainnya sekaligus menegaskan persepsi kualitas dari produk tersebut. Merek juga memudahkan konsumen menentukan pilihan dan membantu meyakinkan kualitas produk yang dibelinya.


II.            Tujuan
Tujuan penelitian yang dilakukan ini ingin mengetahui alasan terpenting bagi anak muda dalam membeli produk pasta gigi. Sehingga penelitian ini juga dapat digunakan sebagai refensi dan acuan bagi para penjual pasta gigi bahkan perusahaan pasta gigi  untuk mengetahui posisi produknya dalam pasar.

III.            Metodologi

a.    Teknik Pengambilan Sampel
Sampel responden yang dijadikan pada penelitian ini adalah para mahasiswa  FISIP UAJY. Teknik pengambilan sampel yang peneliti gunakan adalah random sampling dengan 40 responden sebagai sampel.

b.      Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang dipilih peneliti adalah dengan kuesioner, kuesioner dianggap memudahkan peneliti untuk mengumpulkan data mengingat sampel yang dipilih adalah mahasiswa  di FISIP UAJY yang sangat banyak jumlah mahasisanya.

c.       Tempat dan Waktu Riset
Riset dilakukan di FISIP UAJY. Waktu riset pada tanggal 20 Maret 2015. 







IV.            Hasil riset



Keterangan gambar 1 : dari 40 responden yang menjadi narasumber dengan pertanyaan jenis kelamin ? diperoleh data mengenai persentase yang seimbang yaitu 50% memilih jawaban pria dan 50% memilih jawaban wanita.







Keterangan gambar 2 : Dari 40 responden dengan pertanyaan jurusan? Memperoleh jawaban tertinggi yaitu  65,00% menjawab komunikasi , dan persentasi  terendah 35,00% menjawab sosiologi.














Keterangan gambar 3: dari 40 responden dengan pertanyaan merek pasta gigi apa yang paling sering anda gunakan? Memperoleh  persentase yang tertinggi yaitu pepsodent sebesar 70,00%, selanjutnya  diikuti oleh clode up dengan persentase sebesar 20,00%, dan formula sebesar 7,50%, serta yang terakhir jawaban yang terendah 2,50%.












Keterangan gambar 4 : dari 40 responden dengan pertanyaan apakah alasan yang mendorong anda untuk mengunakan merek pasta gigi tersebut? memperoleh persentase yang tertinggi 77,50% dengan jawaban kualitasnya baik, selanjutnya diikuti oleh 12,50% dengan jawaban harganya terjangkau, dan persentase  jawaban yang paling rendah adalah 10,00% yaitu promosi produk.











Keterangan gambar 5 : dari 40 responden dengan pertanyaan dimana biasanya anda membeli produk pasta gigi yang anda konsumsi? memperoleh persentase yang tertinggi  92,50% dengan jawaban supermarket ( indomaret, alfamart, mirota, dll) , selanjutnya diikuti oleh 5,00% dengan jawaban harganya terjangktoko-tokoau, dan persentase  jawaban yang paling rendah adalah 2,50% yaitu warung.







Keterangan gambar 6: dari 40 responden yang menjadi narasumber dengan pertanyaan apakah iklan mempengaruhi anda untuk membeli produk pasta gigi tersebut ? diperoleh data mengenai persentase yang seimbang yaitu 50% memilih jawaban ya dan 50% memilih jawaban tidak.








Kesimpulan : dari analisis yang telah dijelaskan maka kita akan mengetahi bahwa merek pasta yang sering digunakan adalah  pepsodent dengan persentase 70,00% serta  alasan yang mendorong anda untuk mengunakan merek pasta gigi tersebut? memperoleh persentase yang tertinggi 77,50%, selanjutnya dimana biasanya anda membeli produk pasta gigi yang anda konsumsi? memperoleh persentase yang tertinggi  92,50%.

 DIPOSKAN OLEH : LISTIA DAMANIK (131005039)

Riset Pasar : Merek Rokok yang banyak dikonsumsi




Riset Pasar : Merek Rokok yang banyak dikonsumsi 
    I.            Introduksi


Indonesia merupakan salah satu pasar yang pontensial bagi industry rokok saat ini, mengingat jumlah penjualan rokok nasional Indonesia mengalami kenaikan setiap tahunnya. Meningkatnya penjualan ini tidak lepas dari semakin banyaknya perokok. Pasar rokok dalam negeri akan terus berkembang dimana perkembangannya dipicu oleh adanya konsumen baru khususnya dikalangan anak muda yang menginginkan rokok sebagai teman yang dapat mewakili bagian dari dirinya di pergaulan social.
Meningkatnya jumlah konsumsi rokok ini menjadikan para produsen rokok berlomba-lomba untuk merebut pasar yang ada. Setiap pengusaha akan berusaha untuk menampilkan keunggulan produk merek rokoknya yang sangat banyak dokonsumsi  dibandingkan dengan produk merek rokok dari pesaing lainnya.
Berdasarkan fenomena diatas, penelitian ini akan menjadi jawaban merek rokok yang banyak di konsumsi.

  II.            Tujuan

Tujuan dari penelitian ini adalah Untuk mengetahui tanggapan pasar terhadap Produk merek rokok yang banyak dikonsumsi.

III.            Metodelogi

a.       Teknik Pengambilan Sampel
Yang dijadikan Sampel responden dalam penelitian ini adalah mahasiswa yang merupakan perokok di Fakultas FISIP UAJY. Teknik pengambilan sampel yang peneliti gunakan adalah random sampling dengan 30 responden sebagai sampel.
b.      Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang dipilih peneliti adalah dengan kuesioner, Kuesioner memudahkan peneliti untuk mengumpulkan data, mengingat ada banyak mahasiswa yang merokok di FISIP UAJY ysng merupsksn sampelnya.
c.       Tempat dan Waktu Riset
Riset dilakukan di Fakultas FISIP Universitas Atma Jaya Yogyakarta. Riset dilakukan selama 4 hari yaitu pada tanggal 16 maret hingga 19 Maret 2015. 

IV.            Hasil Riset




Keterangan gambar 1 : Dari total 30 Responden dengan pertanyaan Merek Rokok apa yang sering anda konsumsi ? Presentasi yang didapat dari 30 Responden tersebut adalah 26,67 % mengkonsumsi merek rokok Marllboro, 30,00 % untuk merek rokok Gudang garam, 26,67%  merek rokok Djarum dan 16,67 % mengkonsummi merek Rokok Sempoerna Mild.


Keterangan gambar 2 :  Dari 30 responden diatas dengan pertanyaan Berapa banyak anda merokok dalam sehari ?,Presentasi yang didapat adalah 86,67 % menjawab Satu Bungkus, 13,33 % menjawab dua sampai tiga bungkus dan tidak ada yang merokok tiga bungkus dalam sehari.



Keterangan gambar 3 : Dari 30 responden dengan pertanyaan Yang mendasari anda memilih merek rokok tersebut ? , presentase yang didapat adalah 10,00 % yang memilih harganya murah, 83,33 % karena rasanya nikmat dan 6,67 % yang mengikuti teman dalam memilih merek rokok.



Keterangan gambar 4 :  Dari 30 responden dengan pertanyaan Apakah Anda mengetahui kualitas merek rokok yang anda pilih ?. Presentasenya adalah 23,33 % menjawab sangat mengetahui, 73,33 % menjawab kurang tahu dan 3, 33% menjawab tidak tahu.


Keterangan gambar 5 : Dari 30 responden  dengan pertanyaan  Apakah kemasan yang menarik pada merek rokok, mempengaruhi anda untuk memilih merek rokok tersebut ? . Presentasenya adalah 26,67 % menjawab Iya, kemasan sangat mempengaruhi dan 73,33% menjawab Tidak, kemasan tidak mempengaruhi.


Keterangan gambar 6 : Dari 30 responden dengan pertanyaan : Apakah anda terpengaruh dengan iklan merek rokok, sehingga anda memilih merek rokok yang anda konsumsi ? . Presentasenya adalah 30,00 % menjawab Iya, Iklan sangat mempengaruhi dan 70,00 %  menjawab Tidak, Iklan tidak mempengaruhi.

V.            Keimpulan

Dari hasil pengolahan data yang telah dijelaskan diatas, dapat di kita ketahui bahwa merek rokok yang banyak di konsumsi oleh mahasiswa yang merupakan perokok di FISIP UAJY adalah merek rokok Marllboro karena rasanya yang nikmat.

VI.            Rekomendasi :


Sebagai data referensi bagi pengusaha yang menjual produk rokok  disekitar kampus FISIP UAJY, agar lebih dominan menjual merek rokok Marllboro.

Diposkan oleh : Makarius Iwandi Jedaru ( 131005172 )










Riset Pasar mengenai Peran Institusi Sosial dalam Menonton Sebuah Film


1.   Introduksi
Film merupakan ladang bisnis yang cukup menjanjikan sejak permulaan pembuatannya hingga sekarang. Film merupakan bentuk media audio visual, berbentuk gambar hidup yang memilki nilai seni yang populer karena fungsinya untuk menghibur bahkan untuk berbisnis. Menurut Cangara, pengertian sempit dari film adalah penyajian gambar lewat layar lebar (1998: 138). Film dalam proses perkembanganannya menjadi salah satu bagian dari kehidupan sosial yang tentu saja memiliki dampak bagi para penontonnya. Karena memiliki dampak secara sosial, penulis ingin mangetahui dari faktor sosial apakah yang mempengaruhi penonton menyaksikan film yang mereka sukai. Penulis mencoba menghubungkannya dengan konsep-konsep dari Institusi sosial. Menurut Sunarto, macam-macam institusi sosial antara lain institusi keluarga, institusi pendidikan, institusi agama, institusi ekonomi, dan institusi politik (2004: 61). 

2.      Rumusan masalah
Institusi apakah yang lebih mempengaruhi penonton film?

3.      Metode Penelitian
Penulis memilih metode penelitian kuantitatif dengan cara survei ke lapangan. Survei dilakukan pada tanggal 23 Maret 2015 pukul 13.00 hingga selesai. Lokasi survei dilaksanakan di wilayah Jalan Babarsari. Obyek penelitian merupakan masyarakat sekitar Babarsari.  Jumlah populasi yang penulis kumpulkan terdapat 45 orang. Instrumen penelitian dengan kuesioner.

4.      Hasil penelitian
Keterangan Tabel 1:

Pertanyan nomor satu mengenai “Saya menonton film tersebut karena ajakan dari keluarga saya” mewakili dari institusi keluarga. Jumlah responden yang menjawab setuju berjumlah tujuh responden, yang menjawab tidak berpendapat berjumlah enam responden, dan yang menjawab tidak setuju berjumlah tiga puluh dua responden.

Keterangan Tabel 2:

Berikut ini adalah keterangan mengenai jumlah responden yang menjawab pertanyaan “Saya menonton film tersebut karena mendidik” dan pertanyaan tersebut mewakili institusi pendidikan. Jumlah responden yang menjawab setuju berjumlah dua puluh tiga responden, yang menjawab tidak berpendapat berjumlah tiga belas responden, dan yang menjawab tidak setuju berjumlah sembilan orang.

Keterangan Tabel 3:

Berikut ini  adalah keterangan mengenai jumlah responden yang menjawab pertanyaan “Saya menonton film tersebut karena sesuai dengan ajaran agama yang saya anut” mewakili institusi agama. Jumlah responden yang menjawab setuju berjumlah delapan responden, yang menjawab tidak berpendapat berjumlah sembilan belas responden, dan yang menjawab tidak setuju berjumlah delapan belas responden.

Keterangan Tabel 4:

Berikut ini adalah keterangan jumlah responden menurut pertanyaan “Saya menonton film tersebut karena memberi saya inspirasi dan keuntungan untuk berbisnis” yang mewakili institusi ekonomi. Jumlah responden yang memilih jawaban setuju berjumlah delapan belas responden, yang menjawab tidak berpendapat berjumlah dua belas responden, dan yang menjawab tidak setuju berjumlah lima belas responden. 

Keterangan Tabel 5:

Berikut ini adalah keterangan jumlah responden menurut pertanyaan “Saya menonton film tersebut karena menginspirasi saya untuk menjadi seorang pemimpin”. Jumlah responden yang memilih jawaban setuju berjumlah dua puluh dua responden, yang memilih jawaban tidah berpendapat berjumlah lima belas responden, dan yang memilih jawaban tidak setuju berjumlah delapan responden.

5.      Kesimpulan
Berdasarkan keseluruhan data yang penulis dapatkan, pertanyaan yang lebih banyak memilih setuju yaitu pertanyaan Saya menonton film tersebut karena mendidik” yang mewakili istitusi pendidikan. Dapat dipersempit pula bahwa institusi pendidikan yang lebih banyak berperan atau mempengaruhi penonton untuk menyaksikan film. Film dapat menjadi bagian dari institusi pendidikan karena ada didikan yang secara langsung mauapun tidak langsung diajarkan. Jenis institusi pendidikan menurut Sunarto (2004: 66) terdiri dari pendidikan formal, informal, dan non-formal. Pendidikan formal memiliki contoh seperti pendidikan dari jenjang prasekolah hingga pendidikan tinggi, seperti sekolah hingga perguruan tinggi. Jenis kedua yaitu informal yang memiliki contoh keluarga atau media massa. Pendidikan non-formal memiliki contoh yaitu kursus. 
6.      Daftar Pustaka
Singarimbun, Masri., Effendi, Sofian. Metode Penelitian Survei. Jakarta: LP3ES.
Sunarto, Kamanto. 2004. Pengantar Sosiologi. Jakarta: Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia
http://thesis.umy.ac.id/datapublik/t15140.pdf, diakses pada tanggal 24 Maret 2015.

Oleh: Brendha Gebby P (131004986)