Selasa, 07 April 2015

Riset Pasar Mengenai Costumer Experience terhadap Produk Kosmetik

Pendahuluan:
Penulis pada kesempatan kali ini mencoba melakukan sebuah wawancara mendalam mengenai pengalaman konsumen terhadap suatu produk. Dasar berpikir penulis terambil dari Customer Experience.  Thompson & Kolsky (dalam Suwono, 2011) mendefinisikan customer experience sebagai akumulasi dari semua kejadian yang disadari oleh pelanggan. Sementara ada beberapa tahapan
Berdasarkan konsep tersebut, penulis ingin mengetahui sejauh apa Customer Experience dapat memengaruhi konsumen dalam membeli sebuah produk. Metode yang dilakukan penulis yaitu dengan wawancara mendalam atau in-depth interview.

Teori penunjang:
Customer Experience
Watkins (2007) mendefinisikan customer experience sebagai penjelmaan sebuah brand yang mana melingkupi semua interaksi antara organisasi dengan pelanggan.
Brooks (dalam Suwono, 2011) menjelaskan tentang lima langkah yang harus dilakukan perusahaan dalam membangun experience pelanggannya, yaitu; (1) mengetahui keinginan pelanggan, (2) proses dan sistem yang baik sehingga mampu memenuhi semua ekspektasi pelanggan, (3) buatlah pelanggan senang dan menikmati proses bertransaksi, (4) buat pelanggan merasa “Wow”, kemudian yang terakhir, (5) buat pelanggan berhasil dengan adanya transaksi tersebut.

Experiental Marketing
Schmitt ( dalam Rini, 2009:15 )
menyatakan bahwa esensi dari konsep experiential marketing adalah pemasaran dan manajemen yang didorong oleh pengalaman.  Schmitt (1999) memberikan suatu framework alternatif yang terdiri dari dua elemen, yaitu Strategic expereince modules (SEMs), yang terdiri dari beberapa tipe experience dan Experience producers (ExPros), yaitu agen – agen yang dapat menghantarkan experience ini. Strategic experience modules terdiri dari lima tipe, yaitu sense, feel, think, act, dan relate.

Metode:
Penelitian dilakukan dengan teknik wawancara mendalam. Bentuk data yang hendak di dapatkan yaitu data primer atau data yang langsung bersumber dari informan.
Variabel:
Variabel yang dipilih oleh penulis mengacu pada Strategic experience modules yang terdiri dari lima tipe, yaitu sense, feel, think, act, dan relate.

Sense
Sense adalah aspek- aspek yang berwujud dan dapat dirasakan dari suatu produk yang dapat ditangkap oleh kelima indera manusia,meliputi pandangan,suara,bau, rasa, dan sentuhan.

Feel
Perasaan berhubungan dengan perasaan yang paling dalam dan emosi pelanggan. Iklan yang bersifat
feel good biasanya digunakan untuk membuat hubungan dengan pelanggan, menghubungkan pengalaman emosional mereka dengan produk atau jasa, dan menantang pelanggan untuk bereaksi
terhadap pesan.

Think
Menurut Schmitt cara yang baik untuk membuat think campaign berhasil adalah
1.      menciptakan sebuah kejutan yang dihadirkan baik dalam bentuk visual, verbal ataupun konseptual
2.      berusaha untuk memikat pelanggan dan
3.      memberikan sedikit provokasi.

Act
Tindakan yang berhubungan dengan keseluruhan individu (pikiran dan tubuh) untuk
meningkatkan hidup dan gaya hidupnya. Pesan-pesan yang memotivasi, menginspirasi dan bersifat spontan dapat menyebabkan pelanggan untuk berbuat hal-hal dengan cara yang berbeda, mencoba dengan cara yang baru merubah hidup mereka lebih baik.

Relate

Relate menghubungkan pelanggan secara individu dengan masyarakat, atau budaya. Relate
menjadi daya tarik keinginan yang paling dalam bagi pelanggan untuk pembentukan self-improvement, status socio-economic, dan image. Relate campaign menunjukkan sekelompok orang yang merupakan target pelanggan dimana seorang pelanggan dapat berinteraksi, berhubungan, dan berbagi kesenangan yang sama.

Hasil wawancara:

Berikut ini adalah contoh bentuk wawancara yang saya lakukan pada tanggal 5 April 2015 pukul 19.21 mengenai pengalaman konsumen pada suatu produk. Nama informan tidak penulis sebutkan dan merek produk  penulis sensor untuk menjaga privasi pihak tersebut.

Informan adalah seorang wanita berusia dua puluh satu tahun dan jenis produk yang paling lama ia gunakan yaitu jenis  kosmetik. Informan menggunakan kosmetik tersebut kurang lebih akhir tahun 2012 lalu. Produk kosmetik tersebut merupakan jenis produk yang Ia gunakan paling lama dibandingkan jenis-jenis produk lain.

Informan menggunakan kosmetik tersebut bermula dari temannya yang bagi dia memiliki wajah bersih dan dan cerah. Sedangkan menurut informan, ia emiliki jenis kulit yang sensitif, seperti berminyak, banyak jerawat, komedo, dan kusam. Kemudian informan menayakan kekapada temannya menggunakan merek apakah ia. Teman informan menggunakan merek N***G***N. Informan merasa tertarik dengan hasil yang sudah di lihatnya melalui temannya. Mula-mula untuk membeli produk tersebut, pembeli harus mendaftar terselbih dahulu untuk mengumpulkan data pengguna N***G***N dan agar mudah dokter pihak N***G***N mengontrol tiap pengguna N***G***N. Penggunaan kosmetik ini pun tidak instan, namun berurutan. Jika kulit yang semula berjerawat ingin menjadi lebih cerah tidak bisa langsung diberikan kosmetik untuk mencerahkan, namun diberi dahulu kosmetik untuk membersihkan jerawat, selang beberapa bulan baru diberikan kosmetik khusus pencerah. Hal ini berkaitan dengan act karena ada pesan-pesan yang secara tidak kasat mata memoivasi informan untuk mengenali lebih jauh dan membeli produk tersebut.

Pikiran saat pertama kali melihat produk tersebut yaitu mengenai kandungan bahan kimia berbahaya di dalamnya, apakah ada kandungan merkuri di dalamnya? Karena sebelumnya informan  pernah menggunakan produk pemutih bermerek (nama merek disensor ) K***Y. Semula Ia menggunakan produk tersebut karena melihat saudarinya berwajah cerah karena ia menggunakan produk tersebut. Informan pun mencobanya dan hal ini didukung dengan harga yang bagi informan sangat terjangkau, yaitu tiga ribu rupiah. Baginya Hasil memang didapatkan sangat cepat, namun saat terkena sinar matahari, kulit wajah menjadi merah. Infroman sebelumnya pernah bekerja menjadi analis kimia. Rasa penasaran muncul mengapa reaksi pada kulit begitu cepat, kemudian informan mencoba menganalisisnya. Ternyata kandunga merkuri dalam produk bermerek K***Y memiliki kandungan merkuri sebesar 10.000 (sepuluh ribu) ppm. Padahal tidak pernah ada anjuran kosmetik menggunakan senyawa merkuri walaupun dalam takaran paling kecil sekalipun. 

Perasaan informan yang pertama kali muncul saat melihat produk ini yaitu mengenai kemasan produk. Kemasan dari luar terlihat memiliki isi yang yang banyak, ternyata tidak demikian. Isi kemasan tersebut ternyata jauh lebih sedikit dari yang dibayangkan sebelumnya. Hal ini berkaitan dengan sense, karena menyangkut aspek panca indera infroman. 

Walaupun terlihat sedikit, hal yang membuat infroman tetap yakin untuk membeli produk N***G***N yaitu hasil yang tidak instan, penjelasan dari brosur N***G***N bahwa produk N***G***N terdiri dari bahan alami, pelayanan yang baik dan ada dokter spesialis yang mempu menangani masalah kulit wajah informan. Jauh dari ekspektasi informan ternyata N***G***N juga memberikan undian yang dilakukan setiap enam bulan sekali. Hal ini berkaitan dengan act pula karena ada pesan pesan yang disampaikan pada informan melalui media kawan atau pun brosur yang memengaruhi informan untuk membeli produk kosmetik tersebut


Faktor luar yang membuat informan membeli dan tetap menggunakan produk N***G***N yaitu hasil yang didapatkan oleh teman informan yang juga menggunakan produk ini. Ia juga meyakini ilmu dan kecantikan merupakan investasi berharga di masa depan. Ilmu dapat terus digunakan dalam hidup dan tidak akan pernah habis. Kecantikan atau berpenmpilan menarik baginya memiliki nilai lebih jika melakoni dunia pekerjaan. Hal ini berkaitan dengan relate, di mana ada faktor sosial yang memengaruhi infroman untuk membeli dan menggunakan produk kosmetik tersebut.

referensi: 
lib.ui.ac.id%2Ffile%3Ffile%3Ddigital%2F20280787-T21736-Customer%2520exferience.pdf&ei=o90jVfWuCMOfugTZ_4FY&usg=AFQjCNE9tnvEgXWL-aTjRH-xvXqxtn_HcA&sig2=zvvq5LJAJJlj-cBmePFc9Q&bvm=bv.89947451,d.c2E. 

http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/21120/1/jmb-jan2009-2%20%282%29.pdf

Brendha Gebby P (131004986)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar