BENTUK
KELOMPOK SOSIAL PADA KONSUMEN DI “WARUNG SS” (SPECIAL SAMBEL) BABARSARI TIMUR
Kelompok
“B-MA Research Corporation”
1. Objek
observasi
Konsumen
di Warung SS (Special Sambel) Babarsari Timur, Jalan Babarsari (Samping SMA N 1
Depok), Depok, Sleman.
2. Tujuan
observasi
Observasi
ini dilakukan untuk mengetahui apakah pengunjung yang datang termasuk dalam bentuk
kelompok sosial, yaitu kategori kelompok primer atau kelompok sekunder.
3. Metode
observasi :
a. Tempat
observasi di Warung SS (Special Sambel) Babarsari Timur, Jalan Babarsari
(Samping SMA N 1 Depok), Depok, Sleman.
b. Waktu
pelaksanaan observasi dilakukan selama dua hari, yaitu:
- Sabtu, 21 Februari 2015 pukul 13.30 - 15.30 WIB
- Minggu, 22 Februari 2015 pukul 12.00 - 14.00 WIB
c. Observasi
yang digunakan adalah observasi partisipatoris. Observasi partisipatoris
merupakan metode untuk mendapatkan data, di mana pengamat ikut serta dalam
kegiatan yang dilakukan oleh objek observasi. Menurut Sugiyono (2011) observasi sebagai teknik pengumpulan data
mempunyai ciri yang spesifik dari pada teknik pengumpulan data yang lain (wawancara) yaitu tidak harus selaku berkomunikasi secara lisan
terhadap objek yang diteliti. Lebih spesifik, kami ikut serta
menjadi konsumen di lokasi observasi.
4. Hasil
observasi:
Berdasarkan observasi yang sudah
dilakukan selama dua hari, yang masing-masingnya berdurasi dua jam, maka hasil
yang kami dapatkan di lapangan sebagai berikut :
a. Observasi
pertama, pada hari Sabtu tanggal 21 Februari 2015, dengan rentang waktu 10-15
menit selalu datang pengunjung lain dan tidak datang seorang diri. Melainkan
mereka berkelompok, seperti keluarga, teman sebaya, rekan kerja dan lain
sebagainya. Hal ini juga didukung oleh fasilitas di Warung SS yang menyediakan
banyak kursi yang mengelilingi 1-2 meja, sehingga memungkinkan mereka untuk
duduk berkelompok.
b. Observasi
kedua, Minggu tanggal 22 Februari 2015, situasi tidak jauh beda dengan hari
Sabtu yaitu dalam rentang waktu 10-15 menit selalu datang pengunjung yang
lainnya dan tidak datang seorang diri. Mereka juga berkelompok, seperti
keluarga, teman sebaya, rekan kerja, teman kuliah. Masing-masing kelompok
menempati meja yang sudah diberi nomor meja, sehingga tidak memungkinkan 1
kelompok dengan kelompok lain duduk satu meja. Misalnya, meja nomor 07
disediakan 5 kursi namun hanya ditempati oleh 3 pengunjung dalam satu kelompok.
Kemudian ada kelompok lain datang terdiri dari 2 pengunjung. Sebenarnya bisa
saja 2 pengujung ini menempati 2 kursi yang kosong namun karena adanya sistem
nomor meja hal itu tidak bisa terjadi agar tidak terjadi kesalahan dalam
menyajikan makanan. Singkat kata tidak bisa terjadi penggabungan antar
kelompok.
Berdasarkan data-data tersebut dapat
dilihat pengunjung (konsumen) Warung SS (Special Sambel) Babarsari Timur
termasuk dalam kategori kelompok primer, karena setiap kelompok yang menempati
setiap nomor meja masing-masing anggotanya saling mengenal, seperti keluarga,
teman sebaya, rekan kerja, teman kuliah.